Halaman

Selasa, 16 Desember 2008

MARLIN Pantai Pangempang Muara Badak Kaltim




Pantai Pangempang Muara Badak Kaltim Surga pemancing menantang Samudra

BEBERAPA, orang nampak sibuk dengan peralatan mancingnya, rupanya pagi itu Sabtu (27/5) sekitar pukul 04.30 Wita/dinihari. Sudah ada kesepakatan akan ramai-ramai pergi memancing oleh komunitas AS FC ke pantai pangempang di Kecamatan Muara Badak Kukar. Para rombongan diantaranya Ramli sebagai ketua, Simon Skretarisnya dan Fadliansyah Humas AS FC . Pagi itu para pemancing mania berangkat dan star dimarkasnya Jln Lambung Mangkurat, Gg 9 Samarinda Utara.
Komunitas ini bergerak menuju arah utara Samarinda, mobil yang dipergunakan hanya Piuk up L 300, milik Ramli yang membawa peralatan mancing termasuk Colbox, dan bekal makan, sedangkan mobil mini Suzuky Carry milik Fadli untuk Mania AS FC.

Nampak para pemancing mania laut Samarinda ini penuh semangat untuk mendapatkan ikan ukuran besar, sehingga mabuk laut tidak pernah menghantui mereka meskipun Tim AS FC yang hanya beranggotakan 6 orang, dengan menyewa kapal bermesin Dong Feng milik Pak Saleh nelayan Desa Pangempang yang sudah menjadi langganan AS FC. Kapal yang tak beratap bermuatan 10 orang, akan membawa rombongan setiap sepekan, bila tidak ada jadwal mancing keluar daerah lainnya. Sedangkan titik pemancingan di Rompon maupun di Bagang milik nelayan, juga di seputar RIG minyak di lepas pantai laut Muara Badak.

“ Tim Alam Segar Fishing Club yang terbentuk 2 tahun lalu, tepatnya tanggal 2 agustus 2005, yang memang di khususkan mancing kelaut, hampir setengah wilayah pesisir Kalimantan Timur sudah pernah mereka rambah, namun minggu ini Desa Pangempang di Kecamatan Muara Badak ini yang menjadi tujuan terdekat,” kata Fadly .
Ia menambahkan, desa Pangempang, pagi itu sangat cerah di tambah dukungan gelombang yang tenang, jauh beda dengan wilayah Laut Selatan pulau Jawa, waktu itu, cuacanya sangat mendukung untuk memancing, rombongan yang sudah sangat siap, di tambah kesiapan si pemilik kapal Pak Saleh, yang sekaligus menjadi juragan hari itu, menambah keyakinan kami akan membawa hasil yang memuaskan.

“Kami sudah tidak sabar segera melemparkan kail, ke laut, di daerah bagang, ataupun lebih ketengah di seputar RIG ( kilang minyak lepas pantai ) yang banyak terdapat di pesisir Kalimantan Timur yang juga di kenal sebagai wilayah penghasil Minyak dan Gas terbesar di dunia,” imbuhnya.

Soal umpan hidup kata fadly, mereka terlebih dahulu mencari umpan hidup dengan cara memancing rinta, dan alhasil kami mendapatkan banyak umpan anak ikan Ketombong dan Tembang yang di simpan didalam Col Box yang di berisi air.
Sedangkan kapal yang berukuran kecil itu, memang sangat ideal untuk muatan 6 orang serta ditambah juragannya , dan karena keterbatasan gerak, maka dari kebiasan kami bila kapal yang kami pakai kecil, dengan cara yang praktis, adalah mancing dasar ( Bottom Fishing ), namun bila cuacanya mendukung seperti hari itu, maka Poping, Jigging dan kasting sangat tepat.

Hampir setengah jam berlalu, di lokasi yang pertama memancing diseputar rompon, dan kami masing-masing telah mendapatkan ikan, ada ikan garut, Bulama, ikan Kerapu, terakulu, kue dan GT dan jenis – jenis Kakap yang terbanyak kami dapatkan.namun semua masih dalam ukuran yang biasa- biasa saja.
Hari yang masih pagi, kami belum puas dengan hasil dan sepakat untuk pindah lokasi lebih ketengah, menuju RIG yang jauh di sana.
Suara mesin Dong Feng sangat bising, Ramli dan Jimi mengulurkan umpan Popernya dengan Ril Trolingnya, sepanjang waktu ke RIG, setelah hampir 10 menit, berlalu, umpan Kastingnya Jimi di sambar ikan, belum lagi sampai ke Spot yang ke dua, Kapal berhenti, dan terlihatlah ikan Layaran di sana melambung keudara, dan jadilah Fight antara Jimi dan Layaran pagi itu.
Hampir 20 menit terdengar raungan kenur PE 60 Lbs yang di gunakan Jimi mengencang, dan Pak Saleh sibuk memutar arah perahu mendekati arah kenur Jimi yang tadi berada di belakang kapal, dan raungan Ril sangat khas pagi itu ditelinga kami, sudah hampir setahun yang lalu, kami pernah dapat ikan serupa di perairan Kab Berau, te[tnya di daerah pulau Miang, dan sekarang yang kali kedua,ikan yang langka itu kini bertarung dengan Jimi di atas perahu kecil bermesin Dong Feng ini.

Kenur Jimi, terus terbawa kedasar laut, kapal yang kami tumpangi sepertinya mau jalan terbawa Layaran, hatipun semakin berdebar, sampai Fadliyang duduk ditengah perahu menyarankan untuk memotong Kenur,karena pertarungan itu sangat menyibukan suasana, hampir saja kapal terbalik terkena tarikan Layaran yang menuju dasar laut, namun karena Jimi yang sudah mahir dengan Drag sistemnya, saat melakukan figh, dan aklhasil sekitar 20 menitan waktu Fight, berhasil Landing Fish, pertarungan di menangkan Jimi.
Sudah hampir 5 jam kami bertarung di tengah laut, kami sepakati untuk pulang, mengingat waktunya sudah mulai siang dan kami mampir di Bagang, untuk rehat dan makan siang, tak terasa sudah jam 1 siang, dan kami memutuskan pertarungan hari ini selesai, dan sepakat untuk pulang mengingat jarak pulang yang lumayan memakan waktu, juga Col Box yang 3 buah sudah penuh semua terisi. 'Nanda'JB2 NEWS

( Seperti yang di tuturkan Fadlyansyah, peg staf Humas kantor Gubernur Prov KALTIM )

SENSASI PANG EMPANG MUARA BADAK







Mancing bersama kelompok yang tergabung dalam Club adalah hal yang biasa, apalagi daerah lautnya dekat dengan domisilinya, namun beda bagi para penghoby yang domisilinya jauh dari lautan, dan satu cerita ini adalah dari komunitas yang domisilinya jauh dari Laut, dan kali ini adalah pengalaman yang sangat mengasyikan bagi Rijal , Anjar, Iyan dan Eva, dengan harus menempuh perjalanan yang lumayan jauhnya dari Samarinda Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur menuju ke Kutai Kartanegara di bagian wilayah Utaranya, tepatnya di desa Pangempang Kecamatan Muara Badak adalah alternatif laut yang terdekat dari jarak Kota Samarinda. Desa Pangempang adalah target para Penghoby Mancing Laut dari Ibu Kota Kalimantan Timur ini, karena jaraknya hanya 60 Kilo meteran, yang di tempuh satu jam dengan kecepatan 60 kilo meter per jam, juga daerah ini kekayaan lautnya sangat menjanjikan sensasinya juga banyaknya nelayan yang memiliki Rumpon buatan dan kedalaman lautnya yang cocok untuk para mania mancing, selain kekayaan alam yang banyak pula bertaburan RIG minyak di lepas pantai milik Kontraktor MIGAS PERTAMINA INDONESIA . Bagi para Komunitas penghoby Mancing di laut merupakan hal yang biasa, namun bagi yang berdomisili jauh dari daerah lautan, seperti RIVA Fc yang berada di Samarinda, contohnya adalah hal yang harus di seriusi karena akan mengeluarkan biaya 2 kali lipat dari komunitas yang memang daerah domisilinya yang dekat dengan pantai, juga akan memberikan pengalaman baru serta sambil berpetualangan yang mungkin baru pula. Sekelompok orang yang bergabung di dalam RIVA Fishing club, yang bermarkas di tengah kota Samarinda ini tepatnya di rumah pasangan Rijal dan Eva di jalan Dr. Soetomo gang 1 no 2 ini akan menceritakan pengalamannya dengan para Mania mancing di Indonesia. Setelah seringnya menonton tayangan di TV Swasta TRANS 7, dan banyak Refrensi membaca majalah-majalah pancing dan terutama Tabloid Mancing Mania yang sangat membantu memberikan imfo alat-alat pancing serta Trip-trip yang baru maka kami akan mencoba Trip yang baru, apalagi setelah membaca cerita pengalaman dari Alam segar FC, club yang sama berasal dari Kota Samarinda di Edisi Tab Mancing Mania No 80. Memancing dasar dapat Blue Marlin, maka kami ingin pula mencoba ke daerah itu, agar rasa penasaran dari cerita mereka itu terobati, sekaligus ingin menyalurkan bakat yang beberapa bulan ini terkungkung dalam bahtera cinta yang terus menggelora karena terhalang oleh ritual – ritual dalam mengarungi rumah tangga alias menikah. Nama dari RIVA Fishing club adalah singkatan dari Rijal dan Eva, sementara yang lainnya adalah pelengkap penderita aja, wah setega itukah Rijal dan Eva yang menikah 3 bulan yang lalu ini, mereka spontan memiliki ide untuk membentuk Club sebagai wadah penyaluran bakat sesama komunitas pemancing laut di daerahn namun hingga saat ini anggotanya masih seputar keluarga dekat, seperti Rijal yang masing tergolong saudara dan begitu pula dengan Iyan. Rijal memang sejak masih bujangan sudah sangat hoby memancing, asalkan jangan memancing keributan,begitu kan Rijal. Lelaki yang berkulit hitam manis itu, dari warna kulitnya sudah cukup mengatakan dirinya adalah langganan berjemur di terik Matahari, sebagai seorang tenaga ahli di Perusahaan jasa kontruksi golongan B milik ortunya itu, akan bersama kita dalam mengarungi laut masih di seputar pantai Pangempang. Lelaki yang berdarah ayah dari Lombok NTB dan ibu dari Banjarmasin ini ingin memperkenalkan hobynya kepada sang istri tercintanya Eva, perempuan muda berdarah Yogya yang di nikahinya 3 bulan yang lalu, dan mungkin pula bila mereka di karunia anak akan di beri pula nama sama dengan clubnya, hal yang naluriah bila kehendak itu datangnya dari pasangan yang lagi di Mabuk Asmara. Agar Kami tidak ketinggalan jaman dalam dunia teknologi mancing, maka RIVA Fc dengan senang hati mengeluarkan kocek nya demi memenuhi hasrat yang bergelora, walaupun imfonya laut sekarang dalam keadaan bergelombang seperti gelombang cinta yang ada di antara mereka. RIVA Fc pun memulai HUNTERnya dengan melengkapi peralatan yang terbaru menggunakan teknik mancing JIGGING, seperti yang sering di tayang kan oleh TV TRANS 7, yang di pandu oleh Bung Dudit Widodo setiap minggu sore, alhasil kamipun sepakat akan melakukan Trip baru walaupun akan banyak mengeluarkan biaya tambahan, padahal dengan cara yang lama ( bottom Fishing ) kami sudah sangat terbiasa teknik mancing dasar dengan umpan hidup, cara itu pun sangat efektif, namun kali ini kami ingin menikmati cara yang lebih efektif lagi sambil berolahraga yang sesungguhnya. Setelah kami melakukan pembelian yang tergolong lumayan juga nilainya, karena kami langsung melengkapi aksesoris umpan maupun Joran yang baru,apalagi dengan tambahan Riil yang bermerk Okuma sebagai target, sudah jelas beda dengan cara membelinya tahap demi tahap, lumayan juga banyak nya biaya yang kami keluarkan spontan. Berawal dari Refrensi membaca Tabloid Mancing Mania yang sangat membantu kami dalam imformasi peralatan mancing, mengingat daerah kami di Samarinda ini jauh dari daerah laut, mudah-mudahan barang-barang yang akan kami koleksi tersedia di toko-toko Pancing yang ada di Samarinda,yang memang jauh masih banyak kekurangan dengan toko-toko yang ada di Jakarta, ada Toko yang special menjual peralatan dari MERK yang ternama saja, dan di sini hanya ada satu toko yang menjual Produk lengkap RIIL ber merk OKUMA yaitu Toko Pancing SRI REJEKI di jalan PELITA Samarinda. Mengingat waktu musim mancing sudah menjalani masa angin selatan di bulan September ini, yang sejak bulan Agustus gelombang memang sangat luar biasa, ujar imfo dari teman yang sering mancing ke laut Muara Badak, apalagi beberapa hari lagi akan tiba bulan suci Ramadhan, dan kesulitan akan bertambah, sudah jarak tempuh yang jauh ke laut, dan menjalani kewajiban berpuasa, dan kami tidak akan memaksakan diri pada bulan yang suci itu memancing kelaut, memancing di bulan Ramadhan yang akan dapat mengurangi nilai ibadah Puasa bila seharian berada di tengah laut, walaupun kami tergolong sebagai kaum Musafir ditengah laut. Memulai koleksi yang baru > Beberapa umpan JIG SURECATH 100 gram, JIG HEARING,JIG BIG STRIKE, ada 5 buah, yang dari warna merah putih hingga hanya warna sisik ikan yang berkilauan, Hook nya Maguro No 3, KENUR nya kami gunakan 30 Lbs merk Power Fro warna Hijau kami beli 6 Rol dan untuk Shock Leadernya 60 Lbs merk Maguro untuk 6 Ril yang bermerk OKUMA semua kami hanya menambah riil Okuma dari koleksi yang sudah kami miliki, apalagi dengan menseragamkan Trip JIGGING dengan Joran LEMAX 3 buah yang di beli juga, serta alat Sonar ikan FISH FENDER merk GARMIN 160 C, dan Cool Box Cman 1 buah ukuran kecil untuk persedian minuman, wah lumayan juga besar nilainya bagi RIVA Fc yang di komandoi Rijal si pengusaha jasa Kontraktor Kontruksi. Setelah peralatan sudah merasa lengkap, kami pun memutuskan menghubungi salah seorang nelayan namanya Pak Nasir di desa Pangempang lewat no HP nya yang di beri oleh Pak Hernanda maka terhubunglah kami dengan salah satu pemilik kapal Kayu bermesin DOMPENG 16 PK, dengan ukuran kapal naik 8 istilah ukuran di sana, atau juga mungkin dengan ukuran panjang 8 meter, lebar 2 meter dan tingginya 2 meteran, dengan nilai sewa Rp. 500.000.-. Saat yang sangat mendebarkan > Pagi hari kami sudah berkumpul di markas dengan menggunakan mobil Kijang JANTAN warna Coklat milik Rijal, rombongan yang hanya 4 personil itu, tepat jam 8 bergerak menuju wilayah utara Kota Samarinda, setelah sudah mempersiapkan bekal secukupnya yang di beli oleh Eva di Super Market Lembusuana tadi malam, mobilpun mulai bergerak menuju jalur luar kota arah Kota Bontang, dan di dalam perjalanan dengan jarak 30 Kilo Meter akan membelok kearah Kecamatan Muara Badak. Sejam lama nya kami menuju Pagempang, maka pagi itu kami memulai Sensasi yang sangat menyenangkan dengan dukungan cuaca yang tersangat cerah. Pak Waris dan seorang ABK nya Rudi, sudah mempersiapkan kapalnya, tidak lupa juga mempersiapkan Udang bintik hidup di dalam Box Gabus putih, yang di tangkapnya tadi malam, yang sudah menjadi kebiasaan bagi para pemancing yang memakai kapalnya untuk menambah bekal umpan hidup, kami pun juga membelinya 2 kilo gram, dengan harga yang murah Rp30.000 per kilo nya, dengan alasan bila Trip kali ini tidak membuahkan hasil, maka kami akan kembali melakukan Trip lama, Bottom Fishing dengan umpan hidup atau sisanya akan di bawa pulang untuk menambah lauk esok harinya. Mulai dengan perjalanan menuju arah laut yang di tuju sebagai Spot yang idel,sebuah bangunan RIG laut yang hanya sebagai patok, untuk pemantauan jalur pelayaran agar tidak terjadi tambarak atau ganngguan terhadap pipa – pipa yang terlintas di dalam lautnya, namun dengan hanya menggunakan kapal yang berukuran kecil, maka pipa – pipa itu akan jauh dari terjadinya kecelakaan atau bahaya. Patok Kuning karena warnanya yang di cat Kuning ini, yang di kenal dengan sebutan oleh pemancing lokal PATOK KUNING, letak Rig Patok Kuning ini dapat juga di tempuh lewat muara Berau dan Muara Badak, maka rancangan pemasangan alat Fish Fender mulai di tukangi oleh Iyan dan Anjar, setelah terpasang dengan cara yang benar kami pun melenggok ke tengah laut yang sangat beralur, setengah jam kami menuju ketengah laut, tibalah kami menemukan bintik – bintik ikan bergerak yang terlihat dari alat yang canggih itu,memang pantas orang yang menggunakan Fish Fender akan mendapatkan hasil yang lumayan, aku tertegun begitu pula istriku, bahkan istriku melonjak-lonjak menunjuk kearah gerakan gambar ikan di Fish Fender, “wah papa ikannya banyak sekali” ujarnya setengah berteriak kepadaku. Setelah kapal sudah di ikatkan pada tiang RIG, maka perburuan dimulai. Kami pun berlomba mencari posisi untuk mengulurkan umpan JIG yang sudah terpasang selagi dalam perjalanan tadi, betapa bangganya kami dengan hasilnya, selang beberapa menit, Iyan anggota yang lebih tua dari kami sudah mulai menaikan ikan GT seberat 6 kilo, begitu pula dengan Anjar, dengan sambil berteriak bangga dengan cara yang baru, dan kami merasa tidak yakin dengan ikan yang memakan besi, apalagi Pak Nasir, sampai dia menghampiri dan memegang JIG yang kami gunakan terheran – heran. Beberapa jam sudah berlalu, hasil kami sangat memuaskan, jumlah ikan yang terpancing ada 50 ekor ikan yang terdiri dari, TENGIRI dengan ukuran 5 kiloan 12 ekor, GT 20 ekor, TUNA 18 ekor namun merata terbesar dengan berat 6,2 kilo gram, hanya 3 jam pemancingan kami berhasil, juga 4 kali kami mengalami putus, dan mungkin 10 kali kami mengalami lepas ikan terpancing, hingga kami menghilangkan 4 umpan JIG, wah baru ini pula kami meresakan sensasinya memancing dengan cara JIGGING, pengalaman yang hebat selama kami mancing, juga termasuk pengeluaran yang banyak, dan kepada para mania mancing di Samarinda khususnya ,mari kita nikmati Sensasi mancing JIG dan petualangan di Pantai Desa Pangempang Muara Badak.( seperti yang di tuturkan RIJAL kepada HERNANDA Samarinda ) JB2 NEWS

MANCING IKAN PATIN DI SUNGAI KARANG MUMUS




Ikan Patin ( Pangasius pangasius Ham.Buch ), nama Inggrisnya Catfish, yang termasuk dalam Famili Pangasidae, Ikan Patin bersipat Noktural ( lebih banyak melakukan aktivitas di malam hari ), juga sifatnya yang Omnivora ( pemakan segala macam makanan ), antara lain cacing, serangga, udang, ikan yang kecil – kecil dan biji – bijian , bahkan sabun detergen batangan.

Ikan Patin, termasuk ikan dasar, dapat terlihat dari bentuk mulutnya yang terletak lebih kebawah, dan habitat ikan ini di sungai – sungai besar , dan muara – muara sungai, dan tersebar di Indonesia, Myanmar dan india.

Rasa dagingnya yang sangat gurih dan lejat, maka Patin termasuk panganan ikan no 1 berasal dari sungai yang di gemari oleh masyarakat.

Banyak kerabat Ikan Patin ini yang termasuk dalam keluarga Pangasidae ini, antara lain yang tersebar di Indonesia pada umumnya memiliki ciri – ciri bentuk badannya sedikit memipih, tidak bersisik atau ada yang bersisik sangat halus, mulutnya kecil dan ada sungutnya berjumlah 2-4 pasang yang berfungsi sebagai alat peraba, terdapat Patil / panting pada sirip punggungnya juga sirip dadanya, sirip duburnya panjang dimulai dari belakang dubur hingga sampai pangkal sirip ekor.

Ikan Patin ini sudah mulai jarang di temukan beberapa tahun belakangan, di Kalimantan Timur khususnya, wilayah yang sangat luas daerah pengairan sungainya yang mencapai 2,7 juta Ha.


Seperti di salah satu sungai terbesar di Kaltim yaitu di sungai Mahakam,sepanjang alur sungai ini keberadaan ikan air tawar mulai berkurang, salah satunya akibat dari banyaknya kerusakan DAS Mahakam, yang di sebabkan banyaknya Industri di pinggiran sungai yang jelas telah merusak sekala besar tumbuhan-tumbuhan tempat berlindungnya biota air, dan juga rusaknya Delta Mahakam, dan berkurangnya hutan Manggrofe di muara Sungai Mahakam yang akibat perambahan besar-besaran yang tak di sengaja oleh para pengusaha tambak untuk pembuatan Tambak udang Windu ( Tiger ) untuk produk Ekspor,

Di Sungai Mahakam khusunya, berkembang biaknya ikan Patin di alam luas hingga dapat berukuran mencapai panjang 2 meter beratnya mencapai 40 kilo, dan karena kelejatan daging Patin, di beberapa daerah di Indonesia, ikan ini dapat di hidangkan sebagai sayur Pindang Patin, yang sangat terkenal di Sumatera Selatan dan Kalimantan umumnya.

Minggu, 14 Desember 2008

MUARA ELO PENUH SENSASI...!









MANCING DASAR DI MUARA ELO PENUH SENSASI...!

Hotspot - Lokasi mancing yang berada di Muara Elo Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kertanegara, merupankan tempat mancing alternatif bagi para Fisher's yang ada di Kaltim, namun spot ' lokasi ini nampaknya belum banyak yang tau dengan ke aneka ragaman species 'ikan' yang terkandung di perairan delta mahakam ini. selain banyak jenis ikan dan juga kandungan air di muara elo cukup kadar asinnya dengan kedalaman rata - rata 7 hingga 15 meter yang pas bagi para pemancing untuk untuk berburu ikan. Lokasi inilah yang sering kami kunjungi untuk melakukan mancing dasar yang sangat menarik, muara elo adalah 1 ( satu ) diantara sekian banyak lokasi mancing yang pernah kami kunjungi untuk melakukan survei hotspot, dan inilah yang masuk dalam lokasi paling bagus di delta mahakam. terbukti kunjungan kami yang kesekian kalinya di muara elo. dengan berbekal berbagai Tackle, Reel, Rigging dan joran serta logistik, rombongan kami berangkat hari sabtu sekitar pukul 11'15 wita dari dermaga SKM jalan Muso Salim dengan mempergunkan fishing boat yang kapasitasnya 8 orang, setelah kurang lebih 3 jam perjalanan akhirnya kami tiba juga di lokasi ' muara elo' melihat situasi air yang pada saat itu sorong 5 dalam keadaan pasang dan arus tidak begitu kencang kami pun memutuskan untuk bergegas me sett masing - masing alat pancing, apa lagi pada saat itu kami mendapat dukungan umpan udang hidup yang menjadi umpan idola ikan di daerah delta mahakam. Lemparan pertama yang kurang lebih 3 menit di lakukan 'bang Mandor' Strike 'umpan di sambar ikan kerapu hal yang sama juga di lakukan oleh beberapa team kami seperti : Aries, Eko, Dwi, Oji. Halim, Ricky tak heran semua hampir bersamaan double strike ' mantep' triakan team kami, lagi - lagi strike umpan di samabar, kali ini giliran Eko yang bekerja keras untuk melawan ikan Trukulu dalam kondisi fit akhirnya ikan terakat, belum lagi rekan kami OJI yang ber ada di haluan atas kapal pun Strike joran pun berbalik 70 derajat kebawah, nampaknya umpan di sambar Kakap merah, disinilah surganya para pemancing untuk mendapatkan jenis ikan yang ada di delta mahakam ( Deden )